“Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.” (Ibrani 12:1)
Suatu sore, seorang anak datang kepada ayahnya yg sedang membaca koran. “Ayah, ayah” kata sang anak…“Ada apa?” tanya sang ayah. “Aku capek, sangat capek … Aku capek karena aku belajar mati-matian untuk mendapat nilai bagus sedang temanku bisa dapat nilai bagus dengan menyontek. Kalau begitu aku mau menyontek saja! Aku cape karena aku harus menabung, sedang temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung. Aku ingin jajan terus! Aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati teman-temanku, sedang teman temanku seenaknya saja bersikap kepada ku. Aku capek menahan diri. Aku ingin bersikap seperti mereka ayah !” Sang anak mulai menangis…
Kemudian sang ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya sambil berkata, ”Anakku ayo ikut ayah, ayah akan menunjukkan sesuatu kepadamu.” Lalu sang ayah menarik tangan sang anak, kemudian mereka menyusuri sebuah jalan yang jelek, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang. Lalu sang anak pun mulai mengeluh, ”Ayah mau kemana kita? Aku tidak suka jalan ini, lihat sepatuku kotor, kakiku luka karena tertusuk duri. Badanku dikelilingi serangga, aku benci jalan ini ayah!” Sang ayah hanya diam.
Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu-kupu, bunga yang cantik, dan pepohonan yang rindang. "Wwaaaah… tempat apa ini ayah? aku suka! aku suka tempat ini!” Sang ayah Lalu mejelaskan kenapa tempat yang begitu indah, sangat sepi dan sedikit orang datang ke sana. Karena kebanyakan orang tidak mau bersabar menyusuri jalan itu. Si anak pun tersadar....
Sahabat NK, dalam mengarungi hidup, banyak hal yang membuat kita sering berputus asa. Tapi itu suatu proses yang menuju pada keberhasilan. Maukah Anda bersabar untuk menuntaskannya
Suatu sore, seorang anak datang kepada ayahnya yg sedang membaca koran. “Ayah, ayah” kata sang anak…“Ada apa?” tanya sang ayah. “Aku capek, sangat capek … Aku capek karena aku belajar mati-matian untuk mendapat nilai bagus sedang temanku bisa dapat nilai bagus dengan menyontek. Kalau begitu aku mau menyontek saja! Aku cape karena aku harus menabung, sedang temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung. Aku ingin jajan terus! Aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati teman-temanku, sedang teman temanku seenaknya saja bersikap kepada ku. Aku capek menahan diri. Aku ingin bersikap seperti mereka ayah !” Sang anak mulai menangis…
Kemudian sang ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya sambil berkata, ”Anakku ayo ikut ayah, ayah akan menunjukkan sesuatu kepadamu.” Lalu sang ayah menarik tangan sang anak, kemudian mereka menyusuri sebuah jalan yang jelek, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang. Lalu sang anak pun mulai mengeluh, ”Ayah mau kemana kita? Aku tidak suka jalan ini, lihat sepatuku kotor, kakiku luka karena tertusuk duri. Badanku dikelilingi serangga, aku benci jalan ini ayah!” Sang ayah hanya diam.
Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu-kupu, bunga yang cantik, dan pepohonan yang rindang. "Wwaaaah… tempat apa ini ayah? aku suka! aku suka tempat ini!” Sang ayah Lalu mejelaskan kenapa tempat yang begitu indah, sangat sepi dan sedikit orang datang ke sana. Karena kebanyakan orang tidak mau bersabar menyusuri jalan itu. Si anak pun tersadar....
Sahabat NK, dalam mengarungi hidup, banyak hal yang membuat kita sering berputus asa. Tapi itu suatu proses yang menuju pada keberhasilan. Maukah Anda bersabar untuk menuntaskannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar